top of page
Search

Resiliency, Agility, Sustainability: Executive Summary

Didik Co

CASE STUDY PATAGONIA




Patagonia, merek perlengkapan outdoor ternama, didirikan pada tahun 1973 dengan misi awal menyediakan peralatan berkualitas tinggi untuk para pendaki gunung. Seiring berjalannya waktu, mereka berkembang menjadi perusahaan pakaian outdoor yang lengkap, menawarkan produk untuk berbagai aktivitas seperti berselancar dan berkemah.


Patagonia dikenal dengan komitmennya terhadap nilai-nilai seperti kualitas, integritas, dan kepedulian lingkungan. Mereka telah menjadi pelopor dalam praktik bisnis yang berkelanjutan, menggunakan bahan daur ulang, menerapkan produksi yang ramah lingkungan, dan secara aktif mengadvokasi perlindungan lingkungan.


Namun, perjalanan Patagonia tidak selalu mulus. Mereka pernah menghadapi boikot akibat pandangan politik tertentu dan tantangan ekonomi. Namun, mereka tetap berpegang pada nilai-nilai inti (core values), fokus membangun hubungan pelanggan yang kuat, serta menawarkan produk yang tahan lama. Komitmen jangka panjang inilah yang membantu mereka bertahan melewati berbagai kesulitan.


Selain itu, Patagonia juga menunjukkan kemampuan beradaptasi yang tinggi. Mereka menyadari perubahan perilaku konsumen dan beralih ke penjualan langsung ke konsumen, melewati jalur retail tradisional. Langkah ini memungkinkan mereka terhubung langsung dengan pelanggan dan memenuhi preferensi mereka yang terus berkembang.


Jadi, keberhasilan Patagonia tidak hanya didorong oleh produk berkualitas, tetapi juga oleh nilai-nilai yang dijunjung tinggi, komitmen terhadap keberlanjutan, dan kemampuan beradaptasi dalam menghadapi perubahan. Hal ini menjadikannya contoh nyata bagaimana sebuah perusahaan dapat berkembang pesat sambil tetap bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.


==================


Di lanskap bisnis yang terus berkembang dan penuh disrupsi saat ini, kita menyaksikan tiga hal: 


  1. Disrupsi Digitalisasi (Digital Disruption) yang tak henti-hentinya berkembang dengan teknologi yang semakin canggih

  2. Kompleksitas Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence Complexity) yang berdampak yang pada bagaimana cara kita bekerja dan menjalani kehidupan sehari-hari

  3. Tekanan pada pentingnya kelestarian lingkungan dengan ESG (Environment, Social and Governance) atau Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola untuk menunjang kehidupan yang berkelanjutan.


Menghadapi tiga hal ini dibutuhkan peningkatan kemampuan dalam ketahanan (resiliency), kegesitan (agility), dan keberlanjutan (sustainability)



Mari kita eksplorasi mengapa kemampuan-kemampuan ini bukan hanya membantu kita untuk tetap relevan tetapi juga esensial untuk bertumbuh kembang dan naik ke level berikutnya di dunia bisnis modern.


Stay tune untuk informasi mengenai Resiliency, Agility, dan Sustainability bersama dengan Didik & Co!


6 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page